Gak semua temen baik, cocok untuk kerja bareng

Hrd : "mbak biasanya mbak nanya ada lowongan apa enggak, ini ada lowongan admin, mbak Tati punya kenalan gak, yang mau kerja"
Me : "Coba aku tanya dulu temenku sudah masuk kerja atau belum Bu"
Hrd : "okay kabarin ya mbak, soalnya mau adain psikotest, ajak, kalo lulus psikotes langsung kerja"
Me : " ok siap"
Pulang kerja gue tanya temen gue yang gue mau ajak kerja udah keterima di tempat lain.
Gak sengaja gue ketemu temen gue yang satu lagi, sebut aja si X dan Y.
Si x ini temen sekolah orangnya pinter dan yang satu lagi si Y ya biasa aja gak menonjol kaya si X.
Mereka berdua lagi nganggur.
Nanya lowongan. Gue mau ajaknya juga bingung, si X dulu kerja kena kasus keuangan perusahaan. Si Y, pernah cerita dengan bangganya, dia punya customer dompetnya ketinggalan, si Y liat orangnya berjalan menuju motornya, dompetnya customernya langsung di ambil.
Begitu balik lagi ke tempatnya, dia bilang, dia gak liat dompetnya😑😣. 
Ngeri banget kan punya temen mental kayak gini minta referensi kerja. Gue bilang aja gak ada loker.
Susah kalo masalah kejujuran dan nama baik yang sudah rusak😣.
Padahal si X, itu dapat kerjaan termasuk impian banyak orang. Perusahaan yang semua orang Indonesia pasti mengenalnya kalo gue sebut.
Ya lagi2 gaya hidup hedon yang gak sesuai dengan kemampuannya.
Perusahaan yang gue akui lebih besar dari perusahaan tempat gue bekerja aja di sia2kan.
Kasian si, tapi lebih kasian lagi ya gue, kalo gue rekomendasikan mereka ke HRD.
Kita cuma bisa jual nama baik saat kita tak punya uang. Karena nama adalah bagian dari harta dan kehidupan kita.
Rusak nama, rusaklah hidup!

Comments

Popular posts from this blog

Mitos Mistis Kacang Panjang

Alasan menjadi resepsionis menyenangkan

Cara baca our