Mau pintar makan Babi?
Etika memang harus selalu kita junjung tinggi ketika kita berhadapan dengan siapapun, karena kita juga berharap orang lain memperlakukan kita dengan sebaik mungkin.
Tapi dulu di tempat aku bekerja etika nyaris tak terpakai.
Kadang aku malu, ketika mendengar rekan kerjaku membentak temanku dengan kata dan panggilan yang tak pantas. Sebagai orang biasa, yang punya hati murni pemberian Tuhan yang maha kuasa, aku juga ingin sekali kabur.... Bukan tak kuat mental! Tapi aku merasa punya kualitas hidup yang baik, tak seharusnya mendengar hal semacam itu. Takut tertular racun tanpa bisa!
Begitu, di tempat ku dalam keadaan sepi, rekanku menasehati temanku ini (entahlah benar menasehati atau bercanda), "Kalau kamu mau pintar, kamu makan Babi!".
Kenapa gak makan pi oh aje sekalian yes, biar jadi otak bulus. Hmmm parah amat dah kalo ngomong. Walau rekanku ini non muslim, aku sedih banget waktu senior bilang seperti itu.
So teman2 jangan suka menghina, orang makan gak makan babi jangan dihina yaa teman2 atau dibuat bercanda. Bukankah Tuhan menciptakan kita berbeda agar kita saling mengenal?
Aku belum mampu mandiri, aku belum bisa berusaha sendiri, sehingga aku masih bergantung pada perusahaan dan aku ingin mewujudkan impianku satu persatu dengan bekerja keras. Aku bersyukur berada di bawah naungan perusahaan besar, yang pemiliknya sepertinya baik dan ramah terlihat saat berbicara dengan aku sebagai karyawan baru. Tapi sayangnya aku di tempatkan dimana dalam team yang kurang kompak. Aku juga manusia, sikap 'profesional' yang harus aku tanggung, jika itu sudah melanggar hak asasi manusia, dan sebenarnya ini juga melanggar undang-undang lho memaki orang lain di depan umum. Aku sangat tak suka jika profesional itu di artikan sebagai "bertahan dalam penindasan!".
Bener2 gak suka dengan sikap seperti ini, untungnya BUKAN aku yang di bilang seperti itu. Kalau aku di bilang seperti gak tahu deh pertengkaran HEBAT seperti apa yang terjadi di sana. Karena aku tak suka dendam, jika ada masalah ingin marah lebih baik aku marah hari itu juga, so gak menyisakan dendam!
Semua punya batas masing-masing, marah ada batasnya, becanda pun ada batasnya, satu team harus saling melengkapi dan membangun.
Jangan beranggapan daging babi itu gak apa-apa di makan sama non muslim, lantas kita menghina orang dengan makanan.
Jangan urusi orang makan apa! Kecuali kalo orang sampe gak makan, baru baru kita urusi karena kita kena tanggung jawab dunia akhirat.
Kalo orang kerja bertingkahlah seperti orang kerja yang baik jangan seperti pengganguran warga Facebook yang orang makan babi di hina pihak A, gak makan babi di hina pihak B.
Marilah kita sama-sama menjaga, saling menghargai. Kalo bukan team sendiri, siapa lagi?
Kadang aku malu, ketika mendengar rekan kerjaku membentak temanku dengan kata dan panggilan yang tak pantas. Sebagai orang biasa, yang punya hati murni pemberian Tuhan yang maha kuasa, aku juga ingin sekali kabur.... Bukan tak kuat mental! Tapi aku merasa punya kualitas hidup yang baik, tak seharusnya mendengar hal semacam itu. Takut tertular racun tanpa bisa!
Begitu, di tempat ku dalam keadaan sepi, rekanku menasehati temanku ini (entahlah benar menasehati atau bercanda), "Kalau kamu mau pintar, kamu makan Babi!".
Kenapa gak makan pi oh aje sekalian yes, biar jadi otak bulus. Hmmm parah amat dah kalo ngomong. Walau rekanku ini non muslim, aku sedih banget waktu senior bilang seperti itu.
So teman2 jangan suka menghina, orang makan gak makan babi jangan dihina yaa teman2 atau dibuat bercanda. Bukankah Tuhan menciptakan kita berbeda agar kita saling mengenal?
Aku belum mampu mandiri, aku belum bisa berusaha sendiri, sehingga aku masih bergantung pada perusahaan dan aku ingin mewujudkan impianku satu persatu dengan bekerja keras. Aku bersyukur berada di bawah naungan perusahaan besar, yang pemiliknya sepertinya baik dan ramah terlihat saat berbicara dengan aku sebagai karyawan baru. Tapi sayangnya aku di tempatkan dimana dalam team yang kurang kompak. Aku juga manusia, sikap 'profesional' yang harus aku tanggung, jika itu sudah melanggar hak asasi manusia, dan sebenarnya ini juga melanggar undang-undang lho memaki orang lain di depan umum. Aku sangat tak suka jika profesional itu di artikan sebagai "bertahan dalam penindasan!".
Bener2 gak suka dengan sikap seperti ini, untungnya BUKAN aku yang di bilang seperti itu. Kalau aku di bilang seperti gak tahu deh pertengkaran HEBAT seperti apa yang terjadi di sana. Karena aku tak suka dendam, jika ada masalah ingin marah lebih baik aku marah hari itu juga, so gak menyisakan dendam!
Semua punya batas masing-masing, marah ada batasnya, becanda pun ada batasnya, satu team harus saling melengkapi dan membangun.
Jangan beranggapan daging babi itu gak apa-apa di makan sama non muslim, lantas kita menghina orang dengan makanan.
Jangan urusi orang makan apa! Kecuali kalo orang sampe gak makan, baru baru kita urusi karena kita kena tanggung jawab dunia akhirat.
Kalo orang kerja bertingkahlah seperti orang kerja yang baik jangan seperti pengganguran warga Facebook yang orang makan babi di hina pihak A, gak makan babi di hina pihak B.
Marilah kita sama-sama menjaga, saling menghargai. Kalo bukan team sendiri, siapa lagi?
Comments