Kelakuan anak sultan di kantor


Di kantor atau di perusahaan memang baiknya mempekerjakan orang yang mau bekerja keras💪 dan bekerja cerdas deh ya.... Alias mempekerjakan orang yang mau capek, ya karena kerja memang ada capeknya👀 yang penting bukan kerja rodi atau romusa👌✌️.
Dulu gue pernah satu team sama sultan dan  anak sultan bukan anak big Boss atau Boss Boss yang lain lho yaa... Hanya anak unit head yang sudah pengalaman 2 tahun di perusahaan sebelumnya.
Dia kerja sebagai admin sama kaya gue, sebelum dia ada juga orang yang sebelumnya kerja di sana, gelarnya sarjana👩‍🎓. Dan sudah pengalaman juga 3 tahun di perusahaan sebelumnya, sebut saja namanya si A👩. Baru 3 Minggu kerja di tempat gue, si A ini orang yang antusias, rajin gak pernah telat dan selalu pagi kalau datang, mudah belajar, bisa mengoperasikan komputer👩‍💻, kooperatif, kenapa gue tahu?👩‍🔬 Karena dia team gue dan gue yang berhadapan langsung dengan jobnya. Namun, sayang unit head gue bilang kalau si A ini gak qualified🤨, untuk ada di perusahaan dimana tempat gue bekerja🙄. Tanpa ada kesalahan dalam bekerja di anggap gak qualified😳.
Akhirnya, unit head gue ini discuss bareng unit head HRD,beliau nyampaikan keluhannya. Dan gue pun di panggil HRD, untuk memberikan keterangan kalau si A ini gak qualified. HRD dan si boss aja awalnya ok, hingga si A join di kantor gue. Gue katakan apa yang bisa si A ini kerjakan. Gue jawab sejujurnya.
Nah belum resmi ada surat keterangan bahwa si A ini gak qualified versi unit head gue. Unit head gue udah koar-koar📢, pagi hari kalau si A ini gak qualified. Unit head dan gue pun lulusan SMA. Tapi si A ini gak marah sama sekali, gak tahu ya kalo dalam hati, dan sore bilang sama gue, kalau dia gak kerja lagi di kantor gue, esok pagi. Jadi sorenya adalah hari terakhir kerja!
Esok paginya anak sultan👧 ini mulai kerja, kalau si A ini gak qualified, gimana yang ini yah, nulis alamat salah terus, ngetik pake 1 jari telunjuk itupun masih nyari2 mana huruf A huruf B huruf C. Bahkan ga bisa bedain save dan save as 😣. Alamat salah, sopir marah-marah dia bilang sopirnya gak kreatif ngandelin admin mulu 😳. Sampai pernah ribut dan oleh Sultan, langsung tuh sopirnya di maki-maki, sama seperti anak sultan, sultan bilang kalau sopir gak kreatif, ga bisa di ajak kerjasama 😲.
Lalu, gue pernah pagi-pagi, sibuk banget gue. Ngurusin barang yang datang yang harus gue periksa satu persatu. Nah sudah setengah barang yang gue cek kondisi sama serialnya, tiba-tiba anak sultan baru dateng.
Setelah selesai gue cek barang, tiba-tiba kata unit head gue, si sultan ini, gue di panggil si boss. Bingung si, kenapa gue di panggil. Ya sudah gue masuk ke ruang si boss.
Ternyata, gue di panggil gara-gara telepon bunyi gak di angkat sekitar jam 9. Lha di jam itu gue lagi cek barang beberapa truk.  Dan gue bilang kalau si anak sultan ini jam 8.30 baru dateng dan seharusnya sudah standby di jam 9. Karena kita masuk di jam 8. Gue dan anak sultan ganti2an angkat telepon, itu tugas dari perusahaan. Si anak sultan ini pun kerjanya murni standby di dalam kantor. Ga kaya gue yg harus ke halaman kantor untuk cek barang dll.
Lalu, tiba-tiba unit head gue masuk ruang si Boss dan bilang kalau anaknya baru dateng jam 8.30 karena 'kukunya' sakit dan dia maksa banget dateng ke kantor karena penilaian. Dan begitu sampai ternyata anaknya, masih sakit sehingga dia gunting kuku dulu di kamar mandi dan istirahat sebentar di musola. Lha enak banget Bu,,, Argumen orang yang gak punya tanggung jawab!
Dan gue di bilang gak berperasaan dan gak ngerti orang sakit. Bodo amatlah dia nyalahin gue di depan si boss. Kali ini gue kena🤪🤦 
Di kemudian hari, ada kurir bawa paket dan dia terima dan tanda tangan, paket itu terdiri dari 8 peti. Anak sultan menyuruh bagian umum gue untuk buka semua peti itu. Karena kalau paket memang harus buru-buru di buka kalau untuk kantor. Dengan semangat 45 bagian umum gue buka peti pake linggis. Sampe ngeden2, kaya orang mau ngelahirin 😆.
Bagian umum pun bilang, kalau paketnya itu untuk apa, salah kirim apa enggak, karena dia belum lihat barang seperti itu di kirim ke kantor kita. Si anak sultan ini pun bilang kalau di bon ekspedisi jelas2 buat kantor kita, tanpa ada inisiatif untuk telepon ke si pengirim atau inisiatif lainnya. Eh 2 jam setelah peti di buka ada telepon dari kurir yang bawa, bahwa si kurir salah barang, yang buat kantor gue, satu kardus ukuran dus Indomie, bukan peti!. Si anak sultan ini marah-marah by phone dengan kurirnya. Akhirnya kurir balik ke kantor gue, dan tetap di marahin anak sultan, kurirnya langsung minta maaf. Eh gue liat bon nya emang 1 dus🤦. Salah 22nya ini mah 🤦. Akhirnya anak sultan ngadu ke sultan dan langsung bagian umum gue, di semprot abis2san. Di bilang 'gak bisa baca'. Kata bagian umum, petinya gak ada kertas. Ga ada tulisan apapun di peti. Cuma ada angka2 bertuliskan pilok biru. Dan lagi-lagi bagian umum di salahin gak kreatif, "harusnya bagian umum, liat bon ekspedisi juga, apalagi kalau belum tahu itu barang apa, baru di buka satu peti,harusnya nanya dulu itu barang apa jangan di buka semuanya, jadi meminimalisir kesalahan si B" (nyebut nama anaknya). Njirrr

Begitu teross anak sultan kalau kerja hampir tiap hari dia salah, si sultan ini menyalahkan orang lain. Gak kreatif, gak bisa di ajak kerjasama, harusnya begini, harusnya begitu, untuk meminimalisir kesalahan anaknya adalah kata-kata yang sering sultan lontarkan untuk membela anaknya yang salah. Beda banget ketika anak boss, belajar kerja di kantor kita. Mau berat mau ringan tetap di kerjakan, anti jam karet. Dan jika salah, tak ada yang membela, bahkan Boss sendiri tahu anaknya salah, anaknya di nasehati, bukan di bela habis-habisan.
Sultan bukan Boss, makanya sultan ada istilah "SULTAN MAH BEBAS", kalau boss kan tau aturan, pintar, kalau sultan mah bebas, gak pake aturan gak pake kepintaran!

Comments

Popular posts from this blog

Mitos Mistis Kacang Panjang

Alasan menjadi resepsionis menyenangkan

Cara baca our