Indonesia darurat Etika


Sedih banget sama keadaan Indonesia saat ini. Masih aja ada rasis, masih aja ada yang menghina SARA. Entahlah sejak kapan pembahasan mengenai SARA tak ada henti-hentinya.
Hukum yang ada, kadang membenam semua masalah yang sudah terjadi. Tapi, ada juga yang begitu hukum di tegakkan, akan ada sebagian yang merasa sakit hati, yang merasa tidak adil. Tidak seperti akun gosip, yang hanya sebatas isue mengenai artis, yang lebih banyak yang pro sedangkan yang kontra hanya segelintir orang atau bahkan tak ada sama sekali! Beda dengan suku, setiap suku satu dengan suku lainnya saling membela entah benar atau salah. Entah yang memulai, entah yang di singgung! Jumlahnya pun walaupun kata 'minoritas' atau lebih kecil bisa dalam jumlah jutaan jiwa. Hati manusia tidak bisa kita minoritaskan atau mayoritas kan. Karena hati itu memang ciptaan Tuhan yang maha esa. Dan naluri yang sejati, yang mengangkat derajat manusia itu sendiri terhadap orang lain.
Saya pun sebagai penonton terhadap apa yang viral, terkadang terpancing membenarkan apa yang paling banyak viral dan apa yang menurut saya benar. Manusia tempatnya salah, disitulah kadang sebagai penonton kita ikut berargumen apa yang menurut kita masuk akal.
Indonesia itu luas, terdapat banyak suku dan agama. Harusnya kita menjaga sikap masing-masing, bagi kita si A orang yang mendekati sempurna, bagi orang lain belum tentu, bahkan ada yang menganggap si A ini hina. Begitulah sudut pandang, jika kita mencari kelemahan seseorang, maka memang kelemahannya yang kita dapat. Jika kita mencari kelebihan seseorang, kelebihannya lah yang kita dapat.
Segala sesuatu ada sebab akibat. Jika seseorang atau bahkan sekelompok orang, membuat kita tersinggung, tak perlulah menghakimi sesuatu yang sama dengan dirinya. Baik sukunya, agamanya, tanah kelahirannya ataupun nama keluarga besarnya.
Hadapilah one by one. Jangan menarik kesimpulan yang membuat semua orang yang satu suku dengannya tersinggung, yang satu agamanya tersinggung, yang satu kotanya tersinggung dan yang satu keluarga besarnya tersinggung.
Hadapilah orangnya jangan organisasi.
Haruskah Indonesia, punya pengamat SARA yang bertugas untuk mendamaikan semua suku,agama dan ras? Ataukah memang sudah ada tapi belum maksimal kerjanya?
Hukum mengenai SARA, memang sudah ada, dan pelakunya pun sudah dihukum. Tetapi masih banyak banget para pelaku penghina SARA, bertebaran di media sosial. Seperti ingin membuat pembanding antara pelaku yang sudah dihukum dengan dirinya.
Sepertinya perlu sesuatu yang lebih mendamaikan sebelum penghinaan terhadap SARA itu terjadi.
Ayo Indonesia, jauhi terlibat konflik SARA, beri pertanyaan atas pernyataan yang belum di mengerti. Jangan menghakimi ranah orang yang kau tak akan mengerti, bahkan tak dapat menerimanya. Carilah persamaan agar Indonesia bisa bersatu.
Beri ruang privasi terhadap apa yang harusnya tidak di sebarkan. Jangan menodai diri sendiri dengan menghina makhluk ciptaan Tuhan.




Comments

Popular posts from this blog

Mitos Mistis Kacang Panjang

Alasan menjadi resepsionis menyenangkan

Cara baca our