Air tanah yang buruk untuk kulit


Aku pernah tinggal di sebuah rumah kontrakan, untuk waktu sekitar 2 minggu. Sebelum aku memasukinya, aku cek dulu semuanya termasuk air. Wah lumayan banget air yang keluar cukup deras, ketika aku buka di wastafel, tanpa menyentuh airnya.
Begitu pas mau mandi, lha koq air yang deras ini, licin banget pas terkena tangan. Dan kalau di cium tanganku bau minyak tanah.
Ketika di komplain, saya di jelaskan bahwa, air tersebut menggunakan air tanah yang di kasih pengawet air, agak tidak ada sarang nyamuk di air. Jadi air tetap bersih.
Ku pikir, ah sudahlah hanya 2 Minggu ini dan lagi pula, yang ngontrak di sana, tidak ada yang komplain.
Biasanya aku mandi pakai air PAM, atau air tanah yang masih bagus di daerah rumahku. Aku pakai PAM (karena irit listrik).
Dan yang jelas air rumah kontrakan ini, tidak bisa untuk cuci buah atau sayur. Ataupun untuk masak nasi dengan rice cooker. Dan tidak bisa untuk di minum (meski kata yang punya kontrakan, gapapa untuk cuci dan minum), ga kebayang nelen air yang licinya kaya minyak sayur.
Itu air akhirnya ku pakai juga untuk sikat gigi, ya ampun seperti berkumur dengan obat nyamuk cair.
Akupun mandi dengan air tersebut, bukannya buat kulit kita jadi bersih, malah makin licin. Seperti, makai sabun yang tak bisa di siram air. Untuk di kepala juga, rasanya rambut kaku kaya sapu lantai, walaupun sudah pakai sampo dan kondisioner.
Itulah keluhanku di hari pertama, tiba di kontrakan. Ingat masih ada 13 hari lagi.
13 hari pun berlalu, alhasil kulitku memerah, kering, pecah-pecah dan agak gatal.
Hasil dari 2 Minggu dengan air tanah yang buruk tersebut, adalah membuat kulit dan rambutku jadi seperti anak jalanan.
Memang sih, kalau di lihat secakep-cakepnya orang yang ngontrak di sana. Terlihat jelas, kulit dan rambutnya, beda dari yang lain 🤭.

Comments

Popular posts from this blog

Mitos Mistis Kacang Panjang

Alasan menjadi resepsionis menyenangkan

Cara baca our