Pengalaman jadi anggota kpps 2019
Ini pengalamanku menjadi anggota kpps 2019. Sejak bimtek pertama pun sudah terasa capek sekali. Karen bimtek dilakukan malam hari, pulang bimtek pertama, jam 23.30 baru sampai rumah. Di bimtek sudah di beri tahu jika pada pemilu yang sebelumnya, ada kpps yang pulang sampai pagi, padahal pemilu yang lalu itu hanya pemilu gubernur dan wakil gubernur, kalau sekarang kan pemilu, Presiden, DPD, DPR dan DPRD. Agak down, di bilang pulang pagi, seperti itu. Tapi ya sudah ku pikir kalau tim aku cepat maka tak akan sampai pagi. Dan aku juga berusaha meyakini kelompokku, bahwa kita ga akan sampai pagi, tetap bisa istirahat yang cukup, tetap bisa ke kamar kecil, dan yang pasti tetap bisa makan dan ngemil. Anggota kpps terdiri dari 7 orang + 2 pamsung, jadi totalnya 9 orang.
Setelah 2x ikut bimtek nama kita pun ada di daftar peserta kpps. Dan harus menandatangani perjanjian bermeterai. Selain bimtek, kita juga beberapa kali berkumpul di rumah ketua kpps. Untuk menentukan tugas masing2, menulis nama2 pemilih DPT (daftar pemilih tetap). Ini yang paling unik, lingkungan rumahku terdiri dari bermacam2 etnis, perlu bantuan Pak RT untuk memberikan undangan C6. Panas2san, kadang kita harus berkali-kali datang ke rumah tetangga kita yang jarang pulang ke rumah, sampai ketemu orangnya. Membagikan surat C6 begitu sibuknya. Ada pula yang sadar diri, datang ke rumah untuk ambil surat C6.
Begitu selesai bagikan, keesokan harinya kita hitung lagi, tanda terima surat C6 dari semua anggota, dan mengisi form berita acara.
Keesokan harinya lagi, kita kumpul di rumah ketua kpps, setelah ketua kpps mendapatkan dana. Kita musyawarah mengenai penggunaan dana. Untuk tenda dan isinya, 2x makan, air mineral botolan, snack,seragam, dll.
Malam sebelum hari H, kita bersihkan tempat untuk pemilu, pasang tenda dan dekor. Sampai sini aja udah lelah banget. Selesai tenda, kita pulang sekitar jam 21.00. Baru mau tidur dan mempersiapkan diri untuk esok hari. Ada WhatsApp dari ketua, kalau kita harus kumpul lagi tapi nanti tunggu ketua pulang dari kelurahan. Lama sekali, sekitar jam 23.00 kita kumpul lagi, di rumah ketua. Ketua membawa name tag gantung dan meminta kita mengisi, serta mengingatkan kembali tanggung jawab anggota kpps dan tidak lupa sebelum mengakhiri pertemuan malam ini, kita berdoa bersama. Saat ingin pulang, tiba2 saksi dari presiden dan partai pada berdatangan minta tanda tangan ketua kpps, dengan membawa surat mandat. Yaa... Terpaksa kita tunggu, mereka minta tanda tangan. Mata udah sepet banget mau tidur. Dan kebayang hari esoknya, tambah lemes.
Hari H pun tiba, Jam 6 pagi sudah sampai di TPS, karena kabarnya jam 6 sudah bisa ada di TPS surat suaranya. Ternyata belum, akhirnya kita selfie dulu, agar lebih rileks.
Surat suara ada d TPS jam 6.30 dan kita pun mulai di sumpah. Setelah itu, baru pembukaan segel surat suara yang di saksikan saksi dari kedua calon presiden dan beberapa partai.
Capeknya minta ampun, padahal baru jam 13.00, solat, makan, ke kamar kecil pun gantian. Alhamdulillah, untung snacknya mengenyangkan, gak kebayang kalo Snack asal Snack, lapaaarrrrnya minta ampun.
Setelah istirahat kita mulai hitung surat suara presiden. Lelah sangat dan aturan dari PPS, kita harus mengisi form C1 dengan pensil dulu, lalu datang ke PPS untuk di cek cara hitungnya benar atau salah. Setelah dinyatakan benar. Kita bawa lagi form C1 ke TPS dan menulisnya dengan pulpen.
Sudah larut malam belum juga selesai, karena memang kita banyak istirahat, karena capeknya setiap hitung satu kotak kita istirahat, karena capeknya minta ampun. Belum lagi masalah tanda tangan, banyak banget tandanya di tiap form, kita menulis dan bekerja juga dalam keadaan mata yang sangat lelah, selain memang sudah larut malam, kita juga sudah dilelahkan, dengan pelatihan2. Capek banget deh. Nyaris pingsan. Untung badanku kuat.
Setelah semua selesai, kita bawa surat suara ke kelurahan. Dan antriannya kalau mau ketemu PPS, kita harus antri dengan kpps lain.
Akhirnya sampai pagi, setelah selesai kita tanda tangan dan dapat uang honor. Lelah banget kerja 24 jam.
Ini lokasi tempat saya di Jakarta ya, di tengah kota Jakarta, capeknya minta ampun. Apalagi di desa2, duuhh pasti lebih lelah.
Sudah lelah begini, di berita banyak kpps yang meninggal dunia. Respon orang DPR, curiga kalau anggota di racuni. Siapa yang mau ngeracunin Pak? Makanan kita pesan bersama anggota kami. Plisss deh Pak, jangan cuci tangan. Situ kalau mau ngomong harus tau lapangan. Orang2 situ yang bikin aturan, teman2 kita yang jadi korban malah mau fitnah. Tanggung jawablah jangan cuci tangan, setidaknya sadar diri, kalau buat aturan yang tepat. Fitnahnya bikin mabok masyarakat, setelah selesai pesta demokrasi. Alhamdulillah, saat pemilu tidak turun hujan dulu (kalau turun, entahlah statement buruk apa dari pejabat kita nanti?)
Saya bersyukur sebagai anggota kpps, saya masih hidup sampai saat ini. Karena kalau saya sampai gugur sebagai anggota kpps karena LELAH setelah BERJUANG, saya akan merasa terhina, jika gugurnya saya jadi bahan politik dan fitnah!
Salam waras!
Setelah 2x ikut bimtek nama kita pun ada di daftar peserta kpps. Dan harus menandatangani perjanjian bermeterai. Selain bimtek, kita juga beberapa kali berkumpul di rumah ketua kpps. Untuk menentukan tugas masing2, menulis nama2 pemilih DPT (daftar pemilih tetap). Ini yang paling unik, lingkungan rumahku terdiri dari bermacam2 etnis, perlu bantuan Pak RT untuk memberikan undangan C6. Panas2san, kadang kita harus berkali-kali datang ke rumah tetangga kita yang jarang pulang ke rumah, sampai ketemu orangnya. Membagikan surat C6 begitu sibuknya. Ada pula yang sadar diri, datang ke rumah untuk ambil surat C6.
Begitu selesai bagikan, keesokan harinya kita hitung lagi, tanda terima surat C6 dari semua anggota, dan mengisi form berita acara.
Keesokan harinya lagi, kita kumpul di rumah ketua kpps, setelah ketua kpps mendapatkan dana. Kita musyawarah mengenai penggunaan dana. Untuk tenda dan isinya, 2x makan, air mineral botolan, snack,seragam, dll.
Malam sebelum hari H, kita bersihkan tempat untuk pemilu, pasang tenda dan dekor. Sampai sini aja udah lelah banget. Selesai tenda, kita pulang sekitar jam 21.00. Baru mau tidur dan mempersiapkan diri untuk esok hari. Ada WhatsApp dari ketua, kalau kita harus kumpul lagi tapi nanti tunggu ketua pulang dari kelurahan. Lama sekali, sekitar jam 23.00 kita kumpul lagi, di rumah ketua. Ketua membawa name tag gantung dan meminta kita mengisi, serta mengingatkan kembali tanggung jawab anggota kpps dan tidak lupa sebelum mengakhiri pertemuan malam ini, kita berdoa bersama. Saat ingin pulang, tiba2 saksi dari presiden dan partai pada berdatangan minta tanda tangan ketua kpps, dengan membawa surat mandat. Yaa... Terpaksa kita tunggu, mereka minta tanda tangan. Mata udah sepet banget mau tidur. Dan kebayang hari esoknya, tambah lemes.
Hari H pun tiba, Jam 6 pagi sudah sampai di TPS, karena kabarnya jam 6 sudah bisa ada di TPS surat suaranya. Ternyata belum, akhirnya kita selfie dulu, agar lebih rileks.
Surat suara ada d TPS jam 6.30 dan kita pun mulai di sumpah. Setelah itu, baru pembukaan segel surat suara yang di saksikan saksi dari kedua calon presiden dan beberapa partai.
Capeknya minta ampun, padahal baru jam 13.00, solat, makan, ke kamar kecil pun gantian. Alhamdulillah, untung snacknya mengenyangkan, gak kebayang kalo Snack asal Snack, lapaaarrrrnya minta ampun.
Setelah istirahat kita mulai hitung surat suara presiden. Lelah sangat dan aturan dari PPS, kita harus mengisi form C1 dengan pensil dulu, lalu datang ke PPS untuk di cek cara hitungnya benar atau salah. Setelah dinyatakan benar. Kita bawa lagi form C1 ke TPS dan menulisnya dengan pulpen.
Sudah larut malam belum juga selesai, karena memang kita banyak istirahat, karena capeknya setiap hitung satu kotak kita istirahat, karena capeknya minta ampun. Belum lagi masalah tanda tangan, banyak banget tandanya di tiap form, kita menulis dan bekerja juga dalam keadaan mata yang sangat lelah, selain memang sudah larut malam, kita juga sudah dilelahkan, dengan pelatihan2. Capek banget deh. Nyaris pingsan. Untung badanku kuat.
Setelah semua selesai, kita bawa surat suara ke kelurahan. Dan antriannya kalau mau ketemu PPS, kita harus antri dengan kpps lain.
Akhirnya sampai pagi, setelah selesai kita tanda tangan dan dapat uang honor. Lelah banget kerja 24 jam.
Ini lokasi tempat saya di Jakarta ya, di tengah kota Jakarta, capeknya minta ampun. Apalagi di desa2, duuhh pasti lebih lelah.
Sudah lelah begini, di berita banyak kpps yang meninggal dunia. Respon orang DPR, curiga kalau anggota di racuni. Siapa yang mau ngeracunin Pak? Makanan kita pesan bersama anggota kami. Plisss deh Pak, jangan cuci tangan. Situ kalau mau ngomong harus tau lapangan. Orang2 situ yang bikin aturan, teman2 kita yang jadi korban malah mau fitnah. Tanggung jawablah jangan cuci tangan, setidaknya sadar diri, kalau buat aturan yang tepat. Fitnahnya bikin mabok masyarakat, setelah selesai pesta demokrasi. Alhamdulillah, saat pemilu tidak turun hujan dulu (kalau turun, entahlah statement buruk apa dari pejabat kita nanti?)
Saya bersyukur sebagai anggota kpps, saya masih hidup sampai saat ini. Karena kalau saya sampai gugur sebagai anggota kpps karena LELAH setelah BERJUANG, saya akan merasa terhina, jika gugurnya saya jadi bahan politik dan fitnah!
Salam waras!
Comments