Kenapa ya rata-rata orang miskin belagu


Sekali lagi gue tekankan gue bukan orang kaya. Gue cuma agak muak dan sedikit tertawa ngeliat gelagat orang miskin yang super belagu.
Merasa jijik sama makanan tertentu, tapi kalo gue liat cara dia makan dan makanannya justru agak mual2 gitu. Masih makan, makanan angetan sama nasi dingin, tapi belagunya level atas, ngomongin saham (lha kalo dia kerja di saham sih wajar ya, meskipun masih miskin), ngomongin bisnis, ngomongin  projects amal (utang aja kagak bayar).
Wajar sih ngomongin kesemua itu, dalam keadaan apapun walaupun yang ngomong gitu orang miskin. Coz semua orang berhak punya cita-cita, boleh punya mimpi, dan berusaha mewujudkan. Jangan sampai, membicarakan hal yang masih kelas berat bagi ekonomi sendiri dan suka nyusahin orang, hutang sana sini, janji sana sini tapi sombong dan merasa orang yang sudah memiliki saham, bisnis,projects lebih rendah dari dia.
Memang orang gila bebas berangan-angan, tapi dia kan bukan orang gila. Koq mau disamakan sama orang gila.
Gak tahu deh miskin itu takdir apa kitanya yang malas, karena gue cuma ngerasain hidup miskin sekitar 2 tahun. Itu pun saat gue berstatus yatim. Sebelum jadi anak yatim, gue adalah anak dari seorang Bapak yang sakit-sakitan, dan itu pun biaya rumah sakit mahal. Gak kaya sekarang ada BPJS, setidaknya tertolong dikit lah walau ga punya banyak uang.
Anehnya lagi, biaya atau uang untuk makan sehari tiga kali aja, masih mikir2 apa yang murah, masak apa nanti, makan apa nanti yang murah tapi enak (ini juga pikiran saya, wajarlah yaa....) Yang gak wajar itu mikirin itu semua sambil teriak2 mau pesan barang branded sambil mengatakan kalo selera seseorang itu rendah karena tidak branded. Kalo mau beli barang branded si bagus dong, dari pada beli barang abal-abal, tapi di sesuaikan lah jangan sampai menilai diri dengan barang branded, tapi cuma khayalan alias ga kebeli. Jangan sampai memiliki barang branded, tapi sudah lama pakai ga di buang, sudah rongsok hanya di cover. Kalo memang menilai dan menghargai diri dengan barang branded, bagus banget kalo memang bisa kebeli. Lalu, kalo bisa kebeli, ga baik juga kan menghina orang lain memiliki selera rendah, apalagi yang kagak kebeli, yang tahunya barang itu branded aja. Lebih parahnya lagi, ga bisa bedain lagi mana barang yang benar-benar branded mana barang yang kw kw. Artis aja, ada lho yang dengan bangganya memakai barang kw(jangan di tiru ya, teman2), saya gak yakin kalo artis terkenal pakai barang kw karena gak punya duit. Secara artis, malu dong kalo pamer gak kebeli yang asli, yang gue rasa artis pakai barang kw, karena tertipu. Lihat aja di Instagram, barang kw artis yang tercyduk masih terlihat kemilau. Ya apalagi sebatas orang miskin, ngomongin hal branded, sambil mengongong selera orang yang memakai barang ORI walau gak branded banget.
Kalo mampu beli, ga mampu gak usah sombong, malu sama kantong.
Orang kaya beneran yang gue lihat langsung kehidupan sehari-harinya, jauh dari kata sombong, bertutur kata yang baik, dan tidak pernah aku dengar orang kaya yang aku lihat merendahkan selera orang. Malah terkadang, gue pernah lihat seorang Boss, menaiki sepeda motornya yang sudah terlihat lama (agak jelek), ke mall dengan celana pendek dan sandal jepit, melewati jalan, yang ada perkumpulan ibu2, bilang 'permisi'.
Aneh memang, orang miskin, merendahkan orang yang ekonominya di atas dia. Sedangkan, orang kaya yang ekonominya di atas, senang bersahabat walaupun dengan orang miskin. Mentang-mentang miskin dan bodoh itu gratis malah di borong semua 🤪#Miris😜
Apakah ini yang dinamakan orang miskin semakin miskin
(Miskin harta, miskin attitude dan satu lagi banyak dosa)
Apakah ini yang dinamakan orang kaya semakin kaya
(Kaya harta, kaya attitude)
Yuk tiru orang kaya seperti ini, kali aja makin kaya harta dan kaya attitude.


Comments

Popular posts from this blog

Mitos Mistis Kacang Panjang

Alasan menjadi resepsionis menyenangkan

Cara baca our