Pengalaman di fitnah senior kerja




Kejadian ini terjadi ketika aku baru2 kerja (pertama kali kerja). Di hari selasa, di minggu kedua pula (arsip tiap hari) ๐Ÿ˜”๐Ÿ˜”. Ketika ingin arsip dokumen pembolong kertasku,tak ada dilaci meja(Semua laciku ini memang ga ada kuncinya), aku sudah tanya ke teman2ku yg lain, mereka bilang tidak lihat. Akhirnya aku pinjam ke seniorku yg sudah lama kerja disana, karena hanya beliau ada di dekatku dan di mejanya ada pembolong kertasnya. "Bu, aku pinjam ya". "Emang punya kamu kemana pembolong kertasnya?". "Biasa aku taro dilaci tapi enggak ada Bu, nanti aku cari lagi, tapi aku pinjam dulu ya". "Enggak! Kamu cari sampai ketemu, KEBIASAAN kamu ini, kalo punya kantor jangan kamu bawa2 pulang!", "๐Ÿ˜จ๐Ÿ˜จ๐Ÿ˜จSaya ga pernah bawa pulang apapun punya kantor Bu, pulpen aja saya bawa dari rumah". "Kalo enggak dibawa pulang, kenapa enggak ada, kamu cari sampai ketemu". Astagfirullah, Aku gak jadi minjem, ya anggap aja beliau lagi emosi sesaat. Karena dia enggak minjemin akhirnya, aku tunggu rekanku yg lain๐Ÿ˜ฅ, untuk minjem pembolongnya. Dikasih. Tapi semua dikomporin beliau kalo aku ini ngambil pembolong kertas termasuk yang minjemin aku, padahal beliau sesama muslim, sama sepertiku, dan kurasa beliau tau hukum memfitnah orang!. Aku bantah, bantah dan bantah terus, saat beliau fitnah
Aku didepan rekan yg lain. Bahkan depan customer pun dia bilang aku ini pencuri atk๐Ÿ˜–. Rekan2ku yg lain si, ketawa ketiwi, saat aku kasih tau kejadiannya๐Ÿ˜’๐Ÿ˜”. Dan cuma bilang, beliau memang seperti itu! (Seniorku ini paling ditakuti dan dituruti disemua divisi, ๐Ÿ˜•seakan takdir karyawan bisa ga bisanya panjang umur disana ada dalam genggaman seniorku). Memang hal yang receh tapi sangat menyakitkan bagiku. Di otakku, kalo kita mencuri maka akan masuk penjara dan masuk neraka. Yaa masa iya aku harus masuk penjara karena hal yang enggak aku lakukan! Karena fitnahan receh orang lain?. Karena capek hati, beliau terus2san memfitnahku, akhirnya aku ngadu ke seniorku yang lain, "Bu, sebenarnya aku ingin banget bilang 'Demi Allah, aku ga ngambil', percuma ga ya? secara beliau juga solat, tapi fitnah aku" . "Berdoa aja, biar kamu ga di fitnah lagi, mungkin beliau emosi, kalo memang ga salah buat apa takut", "Aku ga takut Bu, cuma aku pusing nama baikku tercemar dan khawatir orang lain anggap aku ini benar2 mencuri". Ya, sepeti itulah kira2 aku ngadu ke seniorku yang lain, ya udahlah akhirnya aku niat mau ganti, dari pada ribut! Cap cuss aku ke tokobuku, OMG, lumayan mahal! (Kalo aku beli, aku ga makan sampai dapat uang makan lagi, coz aku kerja memang benar2 ga modal uang, uang saku aku pinjam sama bibiku, karena aku tinggal dirumah bibi, keluargaku yg lain dikampung). Coz ga ada yg kecil kaya punyaku yg hilang. Akhirnya aku beli yang lebih bagus, tapi mahal. Belilah aku yang bagus, sambil berdoa supaya beliau ga fitnah aku lagi. Benar! Beliau ga fitnah aku lagi, sebagai gantinya aku ga makan siang sampai dapat uang makan ๐Ÿ˜ข๐Ÿ˜ข๐Ÿ˜ข๐Ÿ˜–๐Ÿ˜•, aku tau rekanku yang lain curiga aku ga makan siang karena ga punya uang ๐Ÿ˜‘, dibela2in beli barang biar ga difitnah. Makanya mereka ada yang mau traktir aku, ada yang mau kasih aku uang, ada yang mau ngasih aku pinjaman (Alhamdulillah, banyak yang baik juga), tapi aku tolak, dan aku bilang kalo aku puasa ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…. Masa puasa Ramadhan bisa, puasa ga makan siang doang ga bisa. Ya sudahlah gapapa lebih baik mengalah, dari pada ribut. Kalo ribut terus kerja pun ga akan fokus. Beberapa minggu kemudian pembolong kertasku ketemu, sama orang gudang. Dan dia minta maaf habis pinjam lupa taro dimana , didepan seniorku yang memfitnah aku (ya maklum dah, dia udah tua ๐Ÿ˜, lagi pula masalah sudah selesai). Beberapa hari kemudian, temanku sebagai operator lagi tidak masuk. So, aku handle jadi operator. "Xxxxx ada yg bisa saya bantu?". (Terdengar seorang anak yang nangis sambil terisak2), "Siang bisa bicara dengan Buxxx". Oh aku sambungin, ternyata anak seniorku. Ga sengaja dengerkan, coz seniorku suaranya gede. "Sudah kamu jangan nangis, kalo kamu ga mencuri, kamu ga usah takut, itu fitnah namanya la bla bla..  OMG, Beliau sudah berhenti memfitnahku, dan sekarang anaknya yang kena fitnah temannya. Padahal aku ga pernah sumpahin beliau, tapi tetap ada balasannya. Karena di fitnah memang menyakitnya bahkan membuat diriku jadi lapar di siang hari. Akhirnya aku berdoa "Ya, Allah. Engkau memang maha adil, aku memang sangat sakit hati difitnah olehnya. Biarkannya menjadi pahala untukku, kekuatan untukku, dan jangan dilimpahkan ke anaknya". Aku enggak peduli, orang lain menilai aku seperti apa, tapi sangat menyakitkan bagiku ketika, seseorang mencoreng nama baikku dan menyebarkannya pada orang lain. Kawan, janganlah suka memfitnah orang, karena kau takkan tau, seberapa 'mahalnya' seseorang harus menjaga harga diri, dari segala keburukan yang mungkin bisa mengenai siapapun yang tidak bisa menjaganya. Memang kita bukan manusia yang sempurna, tapi cobalah mengatakan kalau kita 'mampu' untuk menguatkan satu sama lain, ditengah ujian yang melanda kita. Ya pelajaran untuk diriku adalah kita harus sabar saat di fitnah dan biarlah Tuhan yang membalas dengan caraNya.

Comments

Popular posts from this blog

Mitos Mistis Kacang Panjang

Alasan menjadi resepsionis menyenangkan

Cara baca our