Pengalaman inap di hotel angker


Setelah pulang kampung, gue balik lagi ke Jakarta. Opppps, sisa liburan masih seminggu lagi. Opsi keluarga gue, ada yang mau ke Bandung, Taman Safari, Makan malam bersama keluarga di Ancol, ataupun  ke Bogor. Gue bukan dari keluarga kaya, tapi maunya jalan2nya mele. Keluarga setuju kalo jalan2nya ke luar kota, (padahal baru dari luar kota). Dan mulai banyak yang berpendapat lebih baik ke Bandung dan nginap di hotel. Ok. Semua setuju kecuali gue. Gue ingetin lagi sama keluarga gue waktu kita nginap di hotel yang lumayan  terkenal di Bandung, tapi bagi gue dan keluarga sama sekali ga nyaman!  Noted! Gue kemana2 kalo luar kota selalu naik mobil pribadi. Kalo capek mampir2 ke rest area. Atau ke restoran pinggir jalan. Sampai masuk di hotel, ponakan gue umur 3 tahun yang tadinya anteng. Tiba2 ngejerit kenceng banget. Ga pernah dia rewel kalo di ajak kemana2. Pas sudah berada pas depan pintu kamar kita, teriaknya lebih hebat lagi. Dia bilang dia mau pulang aja. Dan sekali natap pintu ga mau natap lagi alias nunduk terus. Mukanya langsung merah. Gue dan keluarga coba bacain doa. Akhirnya gue buka pembicaraan,gue bilang sama keluarga gue. "Ini hotel ga kaya biasanya deh. Gue sampe merinding juga". Banyak yang ngerasain kaya gue. Tapi karena kita udah capek. Ya udah deh. Pukul 23.00. Beberapa keluarga gue sudah pada tidur. Gue masih nonton tv India. Bener2 Udeh kerasa angker. Suara aneh2 mulai terdengar. Kaya orang mecahin piring, gelas,suara getok2 martil dan suara2 lainnya yang bikin gue cukup deg2an.  Gilak semakin kenceng aja suaranya. Sampe pada bangun keluarga gue. Dan tadinya gue dan keluarga mau komplain kenapa ada suara gini. Tapi gue urungkan karena gue udeh capek banget, udeh ga ada lagi tenaga buat marah. Alhasil gue baru bisa tidur jam 3 dini hari. Suara2 gitu bikin gue ngerasa ga nyaman untuk edisi liburan. Gak sebanding sama lelah dan mehongnya harga hotel. 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mitos Mistis Kacang Panjang

Image
Ini hanya tradisi di keluarga saya secara turun temurun. Tapi bagi saya tidak ada pengaruh apapun. Saya hanya menghormati yang lebih tua dari saya, ya menghormati orang jaman dulu. Tidak ada maksud lain!. Ibu saya berasal dari Jawa Tengah. Tepatnya disebuah dusun (kampungnya desa). Saya lahir di Jakarta. Disini sama seperti di dusun kami, maklum banyaknya orang Jawa di Jakarta. Whatever tradisi di Jawa itu ada di Jakarta. Mungkin mungkin tradisi Jawa saja. Daerah atau dusun pulau lain pun kemungkinan ada di Jakarta. Di Kota dan dusun kami, jika ada keluarga yang berduka, keluarga yang berduka yang kadang memberikan nasi kotak, beras, uang (jika diberi uang, dan kita merasa mampu, lebih baik sedekahkan lagi kepada yang membutuhkan, untuk pahala diri sendiri,keluarga duka, dan almarhum,mah) ataupun sembako lainnya. Hidup di Jakarta, banyak yang setuju jika tradiasi ini dihilangkan, tapi jika keluarga duka memaksa dengan berbagai alasan. Ya sudah kita terima. Next kembali lag
Read more

Alasan menjadi resepsionis menyenangkan

Image
Menerima tamu, menjadi operator adalah sebagian dari pekerjaan resepsionis. Alasan menjadi resepsionis itu menyenangkan, ya karena resepsionis merupakan Icon dari perusahaan. Pekerjaannya pun menyenangkan tidak mudah lelah tapi bisa jadi makan hati karena hal yang sepele. Berikut adalah hal yang menyenangkan dan hal yang menyebalkan saat jadi resepsionis. Hal yang menyenangkan: 1. Sebagai Icon perusahaan 😂 2. Lebih mengenal dan dikenal banyak orang😃 3. Lebih dikenal customer😘 4. Pekerjaan yang tidak terlalu menguras keringat😁 5. Merupakan pekerjaan penting🤪 6. Sering dapat sample atau hadiah (kalender,memo dll) dari tamu😋 Hal yang menyebalkan: 1. Salah maupun tidak salah dapat komplain (biasanya dari atasan yang cuma bisa bilang "kata SESEORANG, kamu bla bla bla" katanya katanya dan katanya, tidak pernah menyebut nama, buat penasaran, buat salah paham. Bagi resepsionis yang mengerti, ini adalah angin lalu dari seorang atasan yang mau pansos. Satu cara un
Read more

Cara baca our

Image
Cara baca our untuk native yang pernah saya dengar ada yang mengucapkan our itu seperti bunyi bahasa Inggris hour dan itu bunyinya sama (AW Wer, AW Weur),namun untuk google translate sendiri dan beberapa native speaker sendiri ada yang mengucapkan our itu seperti bunyi "are", ya seperti bunyi ar.
Read more