Meninggalkan rumah dinas di Joglo



Aku dan keluarga ku sudah bertahun2 menghuni rumah dinas asrama pemadam Joglo. Karena ayahku bekerja sebagai pemadam kebakaran. Tepatnya mulai tahun 1990 keluargaku menghuni. Tahun kelahiranku. Aku pun dilahirkan di bidan "Tati". Tepatnya di depan pos tempat ayahku bekerja, di situlah namaku di ambil. Setelah tahun 2007, ayahku pensiun. Kadang hatiku sedih melihat ayahku yang biasa bekerja kini hanya berada di rumah. Bukan karena sudah pensiun sudah tak "menghasilkan" dan hanya dpt uang pensiun. Tapi karena melihat beliau yg terlihat bingung karena tak ada kegiatan seperti biasa. Setahun kemudian ketika aku lulus2san sma. Beliau di panggil oleh Allah SWT.
Kesabaranku kala itu benar2 di uji. Hingga dalam hati bertekad, aku akan bekerja dan ingin membuka usaha sehingga ketika aku pensiun, aku mempunyai pekerjaan atau kegiatan yg tak ada masalah dgn "masa bakti".
Setelah aku lulus, aku tinggal di rumah om ku, guna melamar pekerjaan di Jakarta Pusat. Alhamdulillah aku sudah bekerja. Jelang setahun pada tahun 2009, kini aku pulang ke rumahku di Joglo. Tiap hari pulang pergi dari rumah ke tempat kerja cukup jauh tapi biarlah cari pengalaman.
Beberapa bulan kemudian kakak perempuan ku melahirkan, senang sekali rasanya. Tapi 3 bulan kemudian, Allah memanggil kakak ku. Sedih sekali kala itu. Rumah tempat suka duka keluarga banyak meninggalkan kenangan. Kami sudah mendapat surat agar meninggalkan rumah dinas saat almarhum masih hidup ( tapi sudah pensiun ). Tapi kami meminta agar menunggu adik ku 3 tahun lagi lulus. Dan dikabulkan. 3 tahun kemudian, kami pun meninggalkan rumah itu. Kadang masih terbayang2 rumah dinas saat aku ziarah di pemakaman ayah dan kakak ku yg tak jauh dari situ. Bahkan di kala tidur, saat ku bermimpi, background alam bawah sadarku, selalu di rumah dinas itu. Hmmmm mungkin ku merindukan si rumah dinas itu.

Comments

Popular posts from this blog

Mitos Mistis Kacang Panjang

Alasan menjadi resepsionis menyenangkan

Cara baca our